cursor: url('http://3.bp.blogspot.com/-f83GJSJeXw4/TkCIJo2nRKI/AAAAAAAAABU/WZFhGqHwJFw/s1600/jasablogsitus-web-id.gif'),text Kiyoshi's world: Hee Ah Lee "Sang Pianis" Capit Kepiting

Laman

Jumat, 29 Juli 2011

Hee Ah Lee "Sang Pianis" Capit Kepiting

Judul : The Four Fingered Pianist
Sub Judul : An Inspiring True Story of Hee Ah Lee
Pengarang : Kurnia Effendi
Penerbit : Hikmah (Mizan Group)
Cetakan : I, Februari 2008
ISBN : 978-979-114-136-0
Jumlah : 277 Halaman
Bonus : VCD
Harga : Rp 69.000,-
Kategori : Biografi


Hee Ah Lee dari Korea yang lahir kurang beruntung dengan segala keterbatasannya. Ia menderita Lobster Claw Syndrome, yaitu hanya mempunyai 4 jari tangan yang mirip capit kepiting, dibesarkan oleh sang ibu, Woo Kap Sun, yang amat mencintainya.
Semangat Ibu yang luar biasa dan berkat perjuangan sang ibu yang tidak mengenal putus asa memberi dorongan pada Hee Ah Lee untuk berlatih piano. Piano yang awalnya merupakan terapi justru akhirnya memberi banyak keuntungan, khususnya hiburan, keberanian dan perasaan bersyukur.

Sang ayah meninggal akibat sakit lumpuh yang lama hingga kini Hee Ah Lee hanya hidup bersama
ibunya, berdua saja. Pada akhirnya segala perjuangan Hee Ah Lee dan Woo Kap Sun (ibunya) berbuah manis, kini dengan permainan pianonya ia banyak melakukan konser ke luar Korea. Namanya banyak di kenal, konser-konsernya selalu dipenuhi penonton. Ia memberikan motivasi yang baik kepada semua yang mengenalnya. Keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya, asalkan kita mau berusaha jalan kesuksesan pasti akan terbuka. Hee Ah Lee tetap bisa berbahagia dengan apa yang ia punya, senyum manis senantiasa terhias di wajahnya. Sesuai namanya, Hee artinya suka cita, Ah adalah tunas yang terus tumbuh sedangkan Lee merupakan nama keluarga. Hee Ah akan terus tumbuh dengan cintanya, semangatnya yang di sebarkan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia yang pernah di kunjunginya dalam konser sehari.Buku karangan Kurnia Effendi yang diterbitkan oleh Hikmah ini cocok di baca oleh semua kalangan tanpa kecuali untuk memotivasi kita dalam mencapai harapan kita. Dibaca sepintas memang buku ini biasa saja, tapi bila kita renungkan maka kita akan peroleh hikmah yang dalam. Betapa, kita yang sempurna sering kali mengeluh, malas dan putus asa sehingga kurang bersyukur. Kita harus bisa memaksimalkan diri dan memampukan setiap yang ada pada diri kita dengan semangat kita dan Tuhan pasti membantu jalan kita.

Sudahkah Anda bersyukur hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar